Minggu, 06 September 2015

PROPOSAL KEWIRA USAHAAN

KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Rencana Bisnis Jasa Penitipan Anak”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pengajar mata kuliah Kewirausahaan pada Program Magister Manajemen (MM) STIE Haji Agus Salim Bukittinggi yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini. Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Bukittinggi, 24 Desember 2014 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGENTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 3 1.2 Tujuan 4 1.4 Manfaat 4 BAB II KAJIAN TEORI 5 2.1 Pengertian Jasa 5 2.2 Pengertian tempat penitipan anak 6 2.3 Fungsi Tempat Penitipan Anak 8 2.4 Prinsip kerja Tempat Penitipan Anak 9 2.5 Kelebihan dan Kekurangan Tempat Penitipan Anak 10 2.6 Kendala dan tantangan Tempat Penitipan Anak 13 2.7 Jenis – jenis Tempat Penitipan Anak 15 BAB III RENCANA PENDIRIAN 17 3.1 Latar Belakang Pendirian 17 3.2 Operasioanal Usaha 20 3.3 Keuangan 22 3.4 Proyeksi Laba Rugi 23 BAB IV PENUTUP 17 4.1 Kesimpulan 25 4.2 Saran 25 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan pendidikan anak usia dini sangat cukup menggembirakan, walaupun dapat dikatakan masih rendah. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/TK masih didominasi oleh kesadaran beberapa kelompok masyarakat dalam menyelenggarakan program PAUD/TK di daerahnya, tentunya dengan berbagai kendala, baik dari pendanaan maupun kualitas pembelajarannya. Salah satu jenis layanan pendidikan anak usia dini adalah Tempat Penitipan Anak (TPA) bagi anak usia 0-6 tahun. Layanan ini merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) nonformal yang diarahkan pada kegiatan pengasuhan anak bagi orang tua yang mempunyai kesibukan kerja, sehingga memerlukan sebuah layanan pengasuhan anak yang selain berfungsi untuk menjaga anak-anak mereka juga memberikan pendidikan yang sesuai dengan usia anak-anak mereka. Tempat Penitipan Anak merupakan bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Non-Formal yang keberadaannya terus berkembang jumlahnya. Pada awalnya Tempat Penitipan Anak telah dikembangkan oleh Departemen Sosial sejak tahun 1963 sebagai upaya untuk mengisi kesenjangan akan pengasuhan, pembinaan, bimbingan, sosial anak balita selama ditinggal orang tuanya bekerja atau melaksanakan tugas. Sejak dibentuknya Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (Dit PAUD) tahun 2000, maka pembinaan untuk pendidikan menjadi tanggung jawab Departemen Pendidikan Nasional. Kebijakan Direktorat PAUD untuk seluruh bentuk layanan PAUD termasuk TPA adalah memberikan layanan yang holistik dan integratif. Holistik berarti seluruh kebutuhan anak (kesehatan, gizi, pendidikan, perlindungan, berkembang dan mempertahankan kelangsungan hidup) dilayani dalam lembaga penyelenggara TPA. Integratif berarti semua lembaga TPA melakukan koordinasi dengan instansi-instansi Pembina. Kajian yang lebih mendalam terhadap berbagai aspek dalam program PAUD terutama TPA harus terus dilakukan. Dalam hal ini uraian yang membahas hal itu diupayakan dengan tujuan mengembangkan pemahaman terhadap TPA sebagai salah satu bentuk PAUD baik melalui kajian kepustakaan maupun pengalaman penulis dalam mengelola program PAUD. 1.2.Tujuan Tujuan dari pembuatan Rencana Bisnis ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kewirausahaan serta untuk menjabarkan pengertian dari tempat penitipan anak serta membuat gambaran dalam pendirian tempat penitipan anak didaerah perkantoran yang akan direncanakan didirikan di Komplek Kantor Wali Kota Kota Bukittinggi tepatnya di Jln. By Pass Kusuma Bahkti Gulai Bancah 1.3.Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan serta pengetahuan penulis dalam bidang bisnis jasa yaitu tempat penitipan anak. 2. Bagi pembaca, bisa dijadikan sumber untuk pembuatan makalah atau artikel lainnya yang berkaitan dengan bisnis jasa tempat penitipan anak, serta bisa dijadikan sumber bacaan untuk menambah wawasan pembaca. BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Jasa Dalam ilmu ekonomi, jasa atau layanan adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Banyak ahli yang mendefinisikan "jasa" diantaranya adalah:  Phillip Kotler: jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkikat dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.  Adrian Payne: jasa adalah aktivitas ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangible yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.  Christian Gronross: jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan". Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan kerapkali terjadi dalam jasa, sekalipun pihak-pihak yang terlibat mungkin tidak menyadarinya. Selain itu, dimungkinkan ada situasi di mana pelanggan sebagai individu tidak berinteraksi langsung dengan perusahaan jasa. a. Seringkali dikatakan bahwa jasa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari barang atau produk-produk manufaktur. Empat karakteristik yang paling sering dijumpai dalam jasa dan pembeda dari barang pada umumnya adalah: 1. Tidak berwujud Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, berarti jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, dicicipi atau disentuh seperti yang dapat dirasakan dari suatu barang. 2. Heteregonitas Jasa merupakan variabel non – standar dan sangat bervariasi. Artinya, karena jasa itu berupa suatu unjuk kerja, maka tidak ada hasil jasa yang sama walaupun dikerjakan oleh satu orang. Hal ini dikarenakan oleh interaksi manusia (karyawan dan konsumen) dengan segala perbedaan harapan dan persepsi yang menyertai interaksi tersebut. 3. Tidak dapat dipisahkan Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, dengan partisipasi konsumen dalam proses tersebut. Berarti, konsumen harus berada di tempat jasa yang dimintanya, sehingga konsumen melihat dan bahkan ikut ambil bagian dalam proses produksi tersebut. 4. Tidak tahan lama Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Artinya, jasa tidak bisa disimpan, dijual kembali kepada orang lain, atau dikembalikan kepada produsen jasa dimana ia membeli jasa. 2.2. Pengertian Tempat Penitipan Anak Tempat Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang secara tegas diamanatkan oleh Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa PAUD adalah “suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Dalam pelaksanaannya PAUD dapat dilaksanakan melalui jalur formal maupun jalur nonformal. Jalur formal antara lain melalui Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Anfal (RA) sedangkan jalur nonformal dapat berbentuk Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (Kober) dan bentuk lainnya yang sederajat. Khususnya mengenai TPA menurut modul Pendidikan Anak Usia Dini yang dikeluarkan oleh Direktorat PAUD, yang dimaksud dengan TPA adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan nonformal sebagai wahana kesejahteraan yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya bekerja. TPA merupakan layanan PAUD yang menyelenggaran pendidikan sekaligus pengasuhan terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (dengan prioritas anak usia di bawah 4 tahun). Dengan demikian, TPA merupakan salah satu bentuk layanan PAUD yang berusaha menggabungkan dua tujuan, yaitu tujuan pengasuhan karena orang tua anak bekerja serta tujuan pendidikan melalui program-program pendidikan anak usia dini. Dalam hal ini TPA merupakan solusi terbaik bagi orang tua yang keduanya bekerja yang diharapkan anak-anak mereka aman dan memperoleh pendidikan yang baik. Oleh karena itu, dasar filsafat pendidikan di TPA dapat dirumuskan menjadi: Tempa, Asah, Asih dan Asuh.  Tempa Tempa adalah upaya mewujudkan kualitas fisik anak usia dini melalui upaya pemeliharaan kesehatan, peningkatan mutu gizi, olahraga secara teratur dan terukur, serta aktivitas jasmani sehingga anak memiliki fisik yang kuat, lincah, daya tahan dan disiplin tinggi.  Asah Asah berarti memberi dukungan kepada anak untuk dapat belajar melalui bermain agar memiliki pengalaman yang berguna dalam mengembangkan seluruh potensinya. Kegiatan bermain yang bermakna, menarik dan merangsang imajinasi, kreativitas anak untuk melakukan, mengekplorasi, memanipulasi, dan menemukan inovasi sesuai dengan minat dan gaya belajar anak.  Asih Asih merupakan pemenuhan kebutuhan anak untuk mendapatkan perlindungan dari pengaruh yang dapat merugikan pertumbuhan dan perkembangan anak, misalnya dari perlakuan kasar, penganiayaan fisik dan mental dan eksploitasi.  Asuh Asuh merupakan proses pembiasaan yang dilakukan secara konsisten untuk membentuk perilaku dan kualitas kepribadian dan jatidiri anak dalam hal: 1. Integritas, iman dan taqwa 2. Patriotisme, nasionalisme dan kepeloporan 3. Rasa tanggung jawab, jiwa ksatria, dan sportivitas 4. Jiwa kebersamaan, demokratis, dan tahan uji 5. Jiwa tanggap, daya kritis dan idealisme 6. Optimis dan keberanian mengambil resiko 7. Jiwa kewirausahaan, kreatif dan profesional. 2.3. Fungsi Tempat Penitipan Anak TPA sebagai lembaga kesejahterahan untuk anak, mempunyai peranan sebagai berikut. Sebagai tempat pelayanan kesejahterahan anak, TPA berfungsi dalam keempat strategi pembinaan anak, yaitu: a. Survival : pemenuhan kebutuhan kelangsungan hidup dan pertumbuhan anak, b. Development : pengembangan potensi, daya cipta, kreatifitas dan inisiatif serta pembentukan kepribadian anak, c. Protection : perlindungan anak dari keterlantaran dan perlakuan kasar, d. Preventif : mencegah tumbuh kembang yang menyimpang dan kesalahan dalam pembentukan pribadi anak (Henrietta, 1956). e. Tempat konsultasi orang tua dalam melaksanakan usaha kesejahterahan anak di keluarganya dan membantu memantapkan orang tua untuk melaksanakan ke delapan fungsi keluarga, yaitu: 1) Fungsi Keagamaan Keluarga mempunyai fungsi untuk mendorong anggotanya menjadi unsur beragama dengan penuh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2) Fungsi Sosial Budaya Keluarga merupakan transformator nilai-nilai budaya antar generasi sehingga mampu melestarikan nilai-nilai sosial budaya yang bermutu, 3) Fungsi Cinta Kasih Keluarga merupakan landasan untuk mengikat batin anggota-anggotanya sehingga saling mencintai, menghargai baik dengan penciptaannya, sesama maupun dengan lingkungan, 4) Fungsi Reproduksi Keluarga merupakan wadah untuk melanjutkan kehidupan manusia dari generasi ke generasi dan merawatnya menjadi manusia yang berkualitas, 5) Fungsi Pendidikan dan Sosialisasi Keluarga merupakan tempat untuk mendidik anak keturunannya agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan social dan alam sekitar dan mengembangkan potensinya secara optimal, 6) Fungsi Ekonomi Keluarga menjadi sumber pendukung dan pemenuhan kebutuhan anggota-anggotanya untuk dapat mandiri dan mengarahkan kehidupannya, 7) Fungsi Melindungi Keluarga merupakan tempat perlindungan/unit sosial yang dapat mengayomi, memberi rasa damai, aman dan bahagia, 8) Fungsi Pembina Lingkungan Keluarga merupakan tempat mendidik anggota-anggotanya untuk memelihara keserasian lingkungan dengan factor penyangga kehidupan (Henrietta, 1956). 2.4. Prinsip Kerja Tempat Penitipan Anak Pendidikan anak usia dini yang diterapkan dalam program TPA didasarkan atas prinsip-prinsip sebaga berikut. a. Berorientasi pada kebutuhan anak b. Sesuai dengan perkembagan anak c. Sesuai dengan keunikan setiap individu d. Kegiatan belajar dilakukan dengan cara bermain e. Anak belajar dari yang konkrit ke abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial f. Anak sebagai pembelajar aktif g. Anak belajar mulai dari interaksi sosial h. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar i. Merangsang munculnya kreativitas dan inovatif j. Mengembangkan Kecakapan hidup anak k. Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar l. Anak belajar sesuai dengan kondisi sosial budayanya m. Melibatkan peran serta orangtua yang bekerjasama dengan para pendidik di lembaga PAUD n. Stimulasi pendidikan bersifat menyeluruh yang mencakup semua aspek perkembangan 2.5. Kelebihan dan Kekurangan Tempat Penitipan Anak Ada beberapa keuntungan yang bisa dirasakan Bunda dengan menitipkan si kecil di tempat penitipan anak. Kebanyakan tempat penitipan anak memiliki program yang mengajarkan berbagai pendidikan dan keterampilan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan belajar anak, bukan hanya bermain sepanjang hari. Selain itu, dengan berkumpul bersama teman-teman sebayanya di tempat tersebut, anak-anak juga menjadi terbiasa dan terpacu untuk bisa bersosialisasi. Berikut merupakan beberapa jenis keuntungan yang bisa penulis jabarkan dalam kesempatan ini, diataranya : 1. Bagi staf pengasuh, para staf pengasuh memiliki dasar pendidikan anak sekaligus ilmu kesehatan dasar anak yang diawasi langsung oleh pengelola penitipan anak. 2. Program di tempat penitipan anak dirancang sesuai perkembangan bayi dan balita. Untuk balita, tempat penitipan anak biasanya menerapkan kurikulum pendidikan anak usia dini (PAUD). 3. Anak akan memiliki aktivitas dan alat bermain yang beragam serta ruang bermain (baik di dalam maupun diluar ruang) yang relatif lebih luas bila dibandingkan ruang mereka di rumah sendiri. 4. Anak akan berkenalan dengan suasana baru, orang baru dan bertemu/mengenal anak-anak seusianya. Kemampuan sosial anak bisa terasah sejak dini. 5. Karena staf pengasuh yang bertugas mengurus dan merawat si kecil tidak hanya satu, maka si kecil tidak lengket dengan sang pengasuhnya saja. Jadi secara tidak langsung mereka akan belajar bersosialisasi dengan teman maupun lingkungannya yang baru. Hal ini akan meningkatkan daya kreatifitas anak. 6. Dari segi biaya, biaya pengasuhan di TPA relatif lebih murah dibandingkan dengan pengasuhan baby sitter di rumah. 7. Meskipun demikian, menitipkan anak di tempat penitipan anak juga memiliki beberapa kelemahan. Anak biasanya tidak mendapatkan perhatian penuh, seperti yang biasa anak dapatkan dari orangtuanya, karena petugas di tempat tersebut harus memperhatikan anak-anak lainnya. Selain itu, si kecil juga lebih mudah terserang sakit karena tertular oleh anak lain yang sedang sakit. Berikut merupakan beberapa jenis kelemahan yang bisa penulis jabarkan dalam kesempatan ini, diataranya : a) Karena sistem pengasuhan di TPA adalah satu orang pengasuh untuk 2-3 orang anak, sehingga sang pengasuh tidak bisa fokus memberikan perhatian penuh pada si kecil. b) Si kecil sangat berisiko tertular penyakit dari orang di sekitar TPA. c) Membawa serta si kecil ke TPA menciptakan kondisi yang merepotkan, karena Bunda harus membereskan beberapa pakaian, alat makan, dan perlengkapan mandi, dan lain-lainnya milik si kecil d) Jika si kecil sedang sakit, Anda tidak diperbolehkan untuk membawanya ke TPA. Kondisi ini menyebabkan Bunda harus siap untuk mengasuhnya sendiri atau menyiapkan pengasuh cadangan. e) Di TPA, Bunda lah yang harus siap menerima kondisi bahwa si kecil harus mengikuti aturan dan nilai kebiasaan di TPA tersebut. Jika aturan tersebut tidak sesuai dengan kebiasaan yang Bunda lakukan di rumah, si kecil akan kesulitan untuk menyesuaikan diri dan akan membuatnya kurang nyaman. f) Jika jam kerja Bunda melebihi jam operasional TPA, maka mau tidak mau, Bunda harus mengambil si kecil lebih cepat dan membawanya ke tempat kerja Bunda sampai Bunda pulang. Atau Bunda harus mencari penyedia jasa pengasuhan anak lainnya. Dari keuntungan dan kelemahan tersebut, dapat ditarik beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh Bunda jika ingin mencari tempat penitipan anak, yaitu: 1. Buatlah daftar tempat penitipan anak yang sudah memiliki lisensi. Sebelum menentukan pilihan pada sebuah tempat penitipan anak, carilah referensi tempat sebanyak-banyaknya dari orang-orang yang pernah menggunakan jasa tempat penitipan anak. 2. Datang langsung ke tempat penitipan anak dan mewawancarai para staf dan pengurusnya, bisa menjadi petunjuk mengenai kualitas tempat penitipan anak. Staf yang berkualitas akan antusias saat berinteraksi dengan anak-anak. Mereka juga harus memiliki kedisiplinan yang tinggi dan pengalaman yang cukup dalam mengasuh anak. 3. Perhatikan setiap sudut ruang tempat penitipan anak. Pastikan lingkungannya dalam keadaan aman dan bersih. Tidak hanya itu, lihat pula bagaimana mereka membersihkan peralatan bermain, peralatan makan, dan lain sebagainya. 4. Aturan dan jadwal yang diterapkan di tempat penitipan anak juga perlu diketahui oleh Bunda sebagai bahan pertimbangan. Sebuah tempat penitipan anak yang baik akan menerapkan aturan ketat seperti pengaturan jam bermain, jam makan, pemeriksaan kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit dari anak yang sedang sakit, dan lain sebagainya. Dengan mencarikan tempat penitipan anak yang tepat, bukan hanya orangtua yang bisa lega dan nyaman bekerja, namun anak juga bisa mendapatkan banyak manfaat bagi perkembangan fisik dan mentalnya. Karena mencintai anak tidak cukup hanya dengan memenuhi kebutuhan materinya, namun juga tidak melupakan kebutuhan psikologisnya. 2.6. Kendala dan Tantangan Tempat Penitipan Anak Karena bisnis ini bergerak dalam bidang jasa, jadi hal terpenting yang harus diperhatikan oleh pengelola tempat penitipan anak adalah pelayanannya kepada klien, baik itu kepada Bunda ataupun kepada si kecil. Pihak pengelola harus menyiapkan tenaga (pengasuh) yang benar-benar profisional. Selain itu, faktor lokasi juga harus menjadi pertimbangan pengelola. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin mendirikan bisnis jasa penitipan anak: a. Persiapan Tempat Usahakan mempunyai tempat bermain yang luas agar anak-anak bisa puas bermain. Upayakan tempat daycare juga tidak berada persis di depan jalan raya sehingga tidak membahayakan anak yang tiba-tiba berlari keluar. Setiap anak harus mempunyai satu tempat tidur. Seperti, seprei, kasur, bantal, dan guling harus diganti seminggu sekali. Sediakan juga alas di atas kasur tersebut kalau mereka mengompol. Usahakan ada ruang bermain, beberapa kamar mandi yang bersih, ruang makan, dapur yang letaknya berjauhan dengan ruang aktivitas sehingga aman untuk mereka. Tombol listrik, benda tajam, kaca yang mudah pecah, dan benda-benda yang membahayakan harus berada di luar jangkauan anak-anak. Usahakan ada ventilasi yang baik dan AC (bila perlu) agar mereka bisa beristirahat dengan nyaman. Jangan lupa kawat nyamuk dan obat nyamuk yang aman, lingkungan rumah juga harus bersih. Usahakan agar lokasi tersebut dekat dengan klinik atau rumah sakit terdekat sehingga bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dapat segera teratasi. b. Persiapan Pengasuh  Cari Pengasuh wanita yang baik hati, agamanya juga bagus, pendidikan minimum SMA, dan menyukai anak kecil dengan cara meminta referensi ini dari tempat mereka bekerja sebelumnya, atau dengan cara meminta mereka untuk membuat Surat Kelakuan Baik dari kepolisian. Hal ini untuk mencegah kemungkinan mereka tergabung dengan sindikat penculikan anak yang sekarang sedang marak terjadi. Selain itu, juga sangat diharuskan mengetahui di mana mereka tinggal, siapa orangtua dan kerabat mereka. Sehingga kalau ada hal-hal buruk terjadi, polisi akan mudah untuk melacaknya. KTP mereka harus sesuai dengan tempat tinggal sebenarnya dan simpan foto kopinya.  Cek kesehatannya baik-baik, jangan sampai mereka punya penyakit menular, seperti TBC. Mereka harus menyediakan dana sendiri untuk rontgen paru-paru dan tes Mantoux. Kalau mereka terbukti TBC, sebaiknya jangan diterima karena TBC sangat mudah menular ke anak-anak. Kalau mereka sedang flu dan batuk, mereka wajib untuk menguunakan masker ketika bekerja. Pastikan mereka melakukan rontgen paru-paru dan tes Mantoux di klinik yang sudah Anda kenal reputasinya sehingga tidak membohongi pihak pengelola.  Rekrutlah satu sarjana psikologi untuk membantu membuat program bermain dan belajar selama anak-anak dititipkan di tempat day care. Sarjana Psikologi ini juga bisa diperbantukan untuk merekrut tenaga pengasuh yang berkualitas baik. Selain itu, psikolog juga bisa melatih para pengasuh agar siap kerja. Akan lebih baik lagi bila para pengasuh dibekali Pengetahuan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan, seperti tindakan yang harus dilakukan jika anak terjatuh, patah tulang, tersedak, dan lain-lain.  Harap diperhatikan, satu pengasuh untuk satu anak. Jangan ambil risiko mempekerjaan satu pengasuh untuk lebih dari satu anak karena tanggung jawab mereka sangatlah besar dalam menjaga anak. Sang pengasuh juga tidak boleh meninggalkan anak sama sekali, bahkan ketika si anak sedang tertidur. Pastikan mereka tidur dengan aman, tanpa tertutup bantai atau kain selimut. Makan siang untuk pengasuh harus dilakukan secara bergantian, dan ketika mereka hendak istirahat, anak asuhannya harus dipegang pengasuh lain yang sedang tidak bertugas. 2.7. Jenis Jenis TPA TPA selain sebagai wahana kesejahteraan yang berfungsi sebagai penggganti keluarga dalam jangka waktu tertentu bagi Anak yang Orangtuanya berkerja, juga sekaligus penyelenggara Program pendidikan ( pengasuhan) terhadap anak sejak lahir sampai usia 6 Tahun ( Dengan Preoritas anak 4 Tahun ke bawah) Ada beberapa jenis TPA yaitu; 1. TPA Perluasan Adalah penambahan layanan pada program kelompok bermain atau taman kanak – kanak,sehingga menjadi program penitipan anak tanpa menghilangkan program awal. Ada pun tujuan dari penyelenggaraan TPA Perluasan ini adalah sebagai berikut ; i. Meningkatkan Intensitas layanan pengasuhan,pendidikan,perawatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak khususnya anak yang orangtuanya berkerja di luar rumah. ii. Menyediakan acuan bagi pengelola kelompok bermain dan taman kanak-kanak yang akan memberikan tambahan layanan pengasuhan pada programnya. iii. Meningkatkan kualitas layanan TPA perluasan sesuai dengan standar yang di tetapkan. 2. TPA Temporer diartikan sebagai kesatuan layanan PAUD Non Pormal yang hanya memberikan layanan pengasuhan kepada anak yang di titipkan sewaktu-waktu pada saat tertentu saja. Sifat layanan tidak permanen lebih bersifat layanan pengasuhan di arena bermain,dan dapat di ikuti oleh anak yang berganti-ganti setiap saat. Dengan adanya layanan TPA Temporer di harapkan semua tempat yang melibatkan aktivitas orang tua di lengkapi dengan arena pengasuhan melalui bermain yang menyenangkan bagi anak. Adapun tujuan dari penyelenggaraan layanan program TPA Temporer adalah untuk memberikan layanan pengasuhan dan pemblajaran yang menyenangkan kepada anak yang mengikuti aktivitas pengasuhan di lembaga TPA hanya sewaktu- waktu. BAB III RENCANA PENDIRIAN TEMPAT PENITIPAN ANAK ISLAMI KASIH BUNDA 3.1 Latar Belakang Pendirian a. Alasan Mendirikan Bisnis Mengapa di buat usaha ini atau alasannya : Karena banyak orang tua yang bingung menitipkan anaknya dimana ketika mereka sibuk dan harus bekerja. Meninggalkan anak untuk pergi bekerja memang menjadi dilema orangtua dimana pun. Kita sering merasa bersalah manakala si kecil yang masih balita harus diasuh oleh orang lain. Bagi yang masih tinggal dengan orangtua mungkin lebih berkurang rasa was-wasnya. Namun kita makin tak tega mengingat usia orangtua yang sudah sepuh mungkin akan sangat kerepotan harus mengasuh balita yang sedang rewel-rewelnya. Untuk apa usaha ini dibuat : Solusi bagi para bunda yang bingung menitipkan anaknya dimana.Dua studi baru menemukan bahwa tempat penitipan anak (TPA) atau daycare dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan meningkatkan sistem imun anak. Studi pertama memerlihatkan, anak yang dititipkan di TPA secara signifikan tidak memiliki keterlambatan bicara pada usia 3 dibandingkan mereka yang hanya diawasi di rumah oleh orang tua atau baby sitter.“Anak pada umur 1 dan 1,5 tahun yang kesehariannya di daycare umumnya dapat menerima stimulasi bahasa secara intensif dari anak-anak seumurannya dibandingkan mereka yang hanya tinggal di rumah. Hal ini akan lebih membantu kemampuan mereka berbahasa,” kata Ratib Lekhal, kandidat doktor di Norwegian Institute of Public Health, Depertement of Children and Adolescent Mental Health. Kedekatan antar anak di daycare juga dapat membantu meningkatkan kesehatan anak. Studi kedua yang dipublikasikan di The Archives of Pediatric and Adolescent Medicine, mendapati bahwa anak yang berada di daycare lebih sering terserang infeksi pernapasan dan telinga, tapi pada umur 5, mereka memiliki pertahanan dan imunitas lebih daripada anak yang hanya tinggal di rumah. b. Ruang Lingkup  Jenis Usaha : Taman penitipan anak islami disertai dengan aktivitas bermain dan belajar.  Alamat Perusahaan: Jln. Kusuma Bakhti By Pas Gulai Bancah Bukittinggi  Nomor Telepon : 08526363358601  Alamat E-mail : ekafebrianti78@yahoo.com  Akan didirikan pada : Januari 2015 c. Organisasi dan Manajemen 1. Nama Perusahaan : TPA Islami Kasih Bunda (Taman Penitipan Anak) 2. Nama Pemilik : Eka Febrianti dan Asnah 3. Bidang Usaha : Usaha penitipan anak merupakan peluang baru, usaha ini tergolong dalam usaha jasa sehingga yang kita kedepankan adalah pelayanaan yang nantinya menimbulkan kepuasan para pelanggan kita. Mendidik dan mengasuh anak secara islami dengan penuh perhatian dan kasih saying, sesuai dengan tahapan usianya agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara alamiah dan optimal dengan segala potensi yang dimiliki masing-masing anak sesuai dengan tingkat perkembangannya 4. Jumlah Karyawan/ Tenaga Kerja direncanakan : 10 orang d. Stategi Pemasaran/  Produk Yang Dipasarkan : Taman penitipan anak islami disertai dengan aktivitas bermain dan belajar. a. Kurikulum Dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini kurikulum disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak dengan menerapkan sistem pendidikan bernuansa islami menyeimbangkan ilmu keilahian dan ilmu keilmiahan serta memperkenalkan konsep pendidikan dasar dari segi Iman Taqwa (IMTAQ) dan Ilmu Pengetahuan Tehnologi ( IPTEK ) maupun dari segi pembangunan karakter, pemahaman budaya, lingkungan sehingga proses penerapan pendidikan sedini mungkin dapat ditanamkan dan disatukan dengan nilai-nilai agama perilaku yang islami serta pengembangan kemampuan kognitif afektif dan psikomotorik sebagai dasar dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Kegiatan ini meliputi beberapa dimensi pengembangan perilaku pada anak yaitu: 1. Pengembangan Perilaku Moral melalui cerita, menciptakan kesenangan dan memberikan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan melalui keteladanan, adat kebiasaan, nasihat, dan pemberian perhatian. 2. Pengembangan sikap dan perilaku beragama Pengembangan sikap dan perilaku ini dilaksanakan melalui 3 tahapan: i. Tingkatan dongeng ii. Tingkatan kenyataan iii. Tingkatan individu Bentuk dan sikap beragama yang ditumbuhkan adalah verbalis ritualis Verbalis: anak belajar melalui ungkapan verbal (ucapan) dengan menghapal doa, dzikir, hapalan hadist, dan hapalan surat-surat pendek. Ritualis: praktek ibadah seperti wudlu, sholat duha berjamaah, dan sholat dzuhur berjamaah. b. Pengembangan Perilaku Disiplin Alasan pengembangan perilaku ini adalah : a. Mengontrol tingkah laku anak b. Menjaga anak dari bahaya yang disebabkan dirinya sendiri maupun orang lain c. Menghindarkan kesalahpahaman d. Tujuan perilaku disiplin tersebut adalah: Membuat anak terlatih dan terkontrol dalam berperilaku dengan memberikan pembelajaran tingkah laku yang pantas dan yang tidak pantas dilakukan oleh anak. c. Pengembangan Perilaku Emosional Merupakan bagian dari kecerdasan emosional anak yang perlu dikembangkan sebagai bekal bagi anak untuk dapat mengendalikan dan mengelola emosinya secara baik. Ciri perilaku emosional yang dikembangkan diantaranya adalah anak lebih mudah bergaul. Menaruh minat pada kegiatan orang dewasa, mampu menahan tangis dan kecewa, menunjukkan rasa sayang, mau bekerja sama dengan sesama teman.  Sasaran Komsumen : Para orang tua yang bekerja yang tidak sempat atau tidak ada waktu untuk menjaga anaknya.  Wilayah Pemasaran : Komplek Pemda Kota Bukittinggi yang berdekatan langsung dengan kantor Walikota, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, Balai Diklat serta kantor-kantor pemerintahan lainnya  Rencana anak yang di ambil : 50 orang anak 3.2 Operasional Usaha 1. Kapasitas Produksi TPA Islami Kasih Bunda adalah penitipan anak islami pertama hadir di kota Bukittinggi, membantu para bunda mengasuh anak dengan tetap menghadirkan hak anak seperti mendapat perawatan, bermain cerdas, mengenal lebih dekat lingkungan disekitar dengan kurikulum yang disesuikan dengan usia anak dan mengajarkan nilai-nilai islam sebagai bekal pembelajaran anak. TPA Islami Kasih Bunda berlokasi di daerah yang nyaman dan tenang, dekat dengan Komplek Pemda Kota Bukittinggi yang berdekatan langsung dengan kantor Walikota, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, Balai Diklatb serta kantor-kantor pemerintahan lainnya. Disertai dengan prohram dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan anak. TPA Islami Kasih Bunda direncanakan akan merekrut pengurus harian terdiri dari lulusan psikologi, bidan, dan ibu Asuh yang sudah di latih sebelum pendiriannya. 2. Program TPA Islami Kasih Bunda a) Pengenalan Al-Qur’an sejak dini b) Kegiatan untuk motorik halus dan kasar c) Membacakan cerita d) Program kreatifitas e) Bermain bercerita f) Mengenal alam g) Audio visual 3. Fasilitas TPA Islami Kasih Bunda a) Ruang Bermain Indoor b) Tempat Bermain Outdoor c) Ruang Tidur d) Ruang Makan e) Ruang Menyusui f) Ruang Kreativitas g) Dapur h) Mandi Bola i) Perpustakaan Anak j) Mini Market Kids 4. Jadwal kegiatan TPA Islami Kasih Bunda (Taman Penitipan Anak) i. Penyambutan anak ii. .Main di luar ruangan iii. Transisi (toilet training) iv. Makan snack v. Kegiatan inti di sentra vi. Freee play vii. Transisi (persiapan makan siang) viii. Makan siang ix. Transisi (persiapan tidur siang) x. Tidur siang xi. Makan buah atau snack sore xii. Mandi sore xiii. Circle time akhir xiv. Pesan-pesan untuk besok xv. Do’a pulang xvi. Siap Di jemput 5. Syarat-Syarat bergabung 1. Mengisi Form Aplikasi 2. Foto Copi KTP Ayah dan Ibu 3. Foto Copi Akte Anak 4. Membayar Uang Pendaftaran dan yang Berlaku Setahun 5. Menbayar Jasa Setiap Awal Bulan Mulai penitipan 6. Foto Close Up Anak dan Ibu 7. Usia Anak yang diterima : bayi usia 01 tahun hingga 5 tahun 8. Jam kerja : senin – sabtu pukul 08.00 – 17. 00. 3.3 Keuangan Analisis usaha sangat ditentukan oleh sekala usaha dapat didekati dengan kapasitas atau volume penjualan jasa per periode dan dan asumsi-asumsi yang dijadikan dasar perhitungan. Sebagai simulasi, sekala usaha dan asumsi usaha penitipan anak (day care) yang disajikan ini adalah sebagai berikut: Usaha dilakukan di Ruko Milik Asnah, sementara mengabaikan investasi untuk tanah dan bangunan, Modal usaha seluruhnya berasal dari modal patungan. Berikut gambaran analisis usaha penitipan anak skala besar : a. Investasi untuk peralatan Peralatan dan investasi non alat yang diperlukan: Renovasi ruangan Rp 15.000.000 Peralatan dan perlengkapan ( mainan, tempat tidur, kursi makan, bangku,dll) Rp 35.000.000,- Penyusutan untuk kendaraan dihitung untuk 5 tahun dengan nilai sisa nihil dengan harga perolehan Rp. 60.000.000,- (Mini Bus) b. Pembelian bahan-bahan Belanja bahan habis pakai per bulan ( crayon, spidol, kertas, dll) Rp 2.000.000,- Belanja bahan makanan per bulan Rp 3.500.000,- c. Biaya usaha per bulan Gaji 5 orang pengasuh @ Rp 1.000.000,- Gaji 2 orang pembimbing @ Rp 1.250.000,- Dokter 2 kali kedatangan @ Rp 100.000,- Dokter gigi 1 kali kedatanngan Rp 100.000,- Karyawan di dapur Rp 800.000,- d. Perkiraan Pendapatan Per Bulan Pendapatan jasa penitipan bayi 3 orang @ Rp 1.200.000,- Pendapatan jasa penitipan balita 12 orang @ Rp 900.000,- Pendapatan tambahan dari keterlambatan dijemput rata-rata 2 orang per hari, 2 jam @ Rp 15.00.000,- 3.4 Proyeksi laba Rugi a. Pendapatan • Pendapatan jasa penitipan bayi 3 orang @ Rp 1.200.000,- = Rp. 3.600.000 (1 tahun = Rp. 43.200.000) • Pendapatan jasa penitipan balita 12 orang @ Rp 900.000,- = Rp. 10.800.000 (1 tahun Rp. 129.600.000,- • Pendapatan tambahan dari keterlambatan dijemput rata-rata 2 orang per hari, 2 jam @ Rp 150.000,- = Rp. 1.800.000 (1 tahun Rp. 21.600.000,-) b. Biaya-Biaya • Bahan dan perlengkapan Rp. 1.000.000 (1 tahun Rp. 12.000.000,- ) • Makanan dan minuman Rp. 1.500.000 (1 tahun Rp. 18.000.000,-) c. Biaya usaha • Gaji 6 orang pengasuh @ 1. 000.000,- = Rp. 6.000.000,- (1 tahun Rp. 72.000.000,-) • Gaji 2 orang pembimbing @ 1.250.000,- = Rp. 2.500.000, ( 1 tahun Rp. 30.000.000,-) • Dokter umum Rp. 200.000,- (1 tahun Rp. 2.400.000) • Dokter gigi Rp. 100.000,- (1 tahun Rp. 1.200.000,-) • Biaya penyusutan Rp. 8.000.000 Tabel Rekapitulasi Prediksi Biaya dan Pendapatan Selama Satu Tahun Pendapatan (A) Jumlah Keterangan Jasa penitipan bayi 43.200.000 Jasa Penitipan Balita 129.600.000 Pendapatan keterlambatan 21.600.000 Total pendapatan 194.400.000 Biaya-biaya (B) Bahan perlengkapan 12.000.000 Makan dan minum 18.000.000 Gaji pengasuh 72.000.000 Gaji dokter umum 2.400.000 Gaji Dokter Gigi 1.200.000 Biaya penyusutan 8.000.000 Total biaya biaya 113.600.000 Laba 1 tahun (C) = (A-B) 80.800.000 Laba 1 bulan (D) = (C/12) 6.730.000 BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Tempat Penitipan Anak (TPA) dikenal juga dengan sebutan Daycare Centre (DCC). TPA adalah suatu wadah pembinaan kesejahteraan anak yang memberikan pelayanan kepada para ibu-ibu bekerja atau orang tua bekerja, yang memiliki anak dalam usia balita sampai usia prasekolah yang mencakup pertumbuhan dan kesejahteraan anak baik jasmani maupun rohani dan sosialnya. TPA sebagai lembaga kesejahterahan untuk anak, mempunyai peranan sebagai berikut. • Pelayanan Kesejahterahan Anak • Tempat konsultasi orang tua dalam melaksanakan usaha kesejahterahan anak di keluarganya dan membantu memantapkan orang tua untuk melaksanakan ke delapan fungsi keluarga Kemudian dari pada itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin mengelola TPA diantaranya yaitu mulai dari pemilihan tempat, kualitas pengasuh yang baik serta beberapa aspek lain yang mempengaruhi kegiatan/aktifitas penghuni TPA terutama anak-anak. 4.2 Saran Penulis menyadari bahwa makalah perencanaan bisnis dalam rangka menlahirkan jiwa kewirausahaan untuk mendirikan Tempat Penitipan Anak Islami Kasih Bunda yang beralamat di Komplek Pemda Kota Bukittinggi ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu pada kesempatan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun, sehingga nantinya makalah ini bisa menjadi sumber bacaan yang lebih berguna dan bermanfaat untuk kita semua.

PENGEMBANGAN ORGANISASI



PENGEMBANGAN ORGANISASI
Ada beberapa pengertian mengenai Pengambangan Organisasi, yaitu ;
  1. PO merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu organisasi
  2. PO merupakan suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektifitas organisasi
  3. PO lebih menekankan pada system sebagai sasaran perubahan
  4. PO meliputi perubahan yang sengaja direncanakan
Pengembangan organisasi mengukur prestasi suatu organisasi dari segi efisiensi, efektifitas dan kesehatan :
  1. Efisien dapat diukur dengan perbandingan antara masukan dan keluaran, yang mengacu pada konsep Minimaks (Masukan minimum dan keluaran maksimum).
  2. Efektifitas adalah suatu tingkat prestasi organisasi dalam mencapai tujuannya artinya kesejahteraan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
  3. Kesehatan organisasi adalah suatu fungsi dari sifat dan mutu hubungan antara para individu dan organisasi yaitu hubungan yang dinamis dan adaptabilitas
Tujuan Pengembangan Organisasi ;
  1. Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota organisasi
  2. Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
  3. Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi
  4. Merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan diri
Sifat-sifat dasar PO :
  1. PO merupakan suatu strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, perubahan yang dimaksud harus mempunyai sasaran yang jelas dan didasarkan pada suatu diagnosis yang tepat mengenai permasalahan yang dihadapi oleh organisasi
  2. PO harus berupa kolaborasi antara berbagai pihak yang akan mengalami dampak perubahan yang akan terjadi, keterlibatan dan partisipasi para anggota organisasi harus mendapat perhatian
  3. Program PO menekankan cara-cara baru yang diperlukan guna meningkatkan kinerja seluruh anggota organisasi
  4. PO mengandung nilai-nilai humanistic dalam arti bahwa dalam meningkatkan efektifitas organisasi, potensi manusia harus menjadi bagian yang penting
  5. PO menggunakan pendekatan kesisteman yang berarti selalu memperhitungkan pentingnya inter relasi, interaksi dan inter dependensi
  6. PO menggunakan pendekatan ilmiah untuk mencapai efektivitas organisasi
Nilai-nilai dalam PO :
  1. Penghargaan akan orang lain
  2. Percaya dan mendukung orang lain, sedangkan individu sendiri harus mempunyai tanggung jawab
  3. Pengamanan kekuasaan (mengurangi tekanan pada wewenang)
  4. Konfrontasi (masalah yang tidak disembunyikan)
  5. Partisipasi (melibatkan orang-orang yang mempunyai potensi dalam proses pengembangan organisasi).
Proses Pengembangan Organisasi ;
  1. Pengenalan masalah
  2. Diagnosis Organisasional
  3. Pengembangan strategi perubahan
  4. Intervensi
  5. Pengukuran dan Evaluasi
Perspektif tentang perubahan :
1.       
    • Perubahan selalu terjadi di mana saja, bahkan dapat dikatakan tidak ada yang abadi (kecuali perubahan tersebut)
    • Perubahan bersifat universal (di mana saja, kapan saja, serta dihadapi oleh siapa saja)
    • Reaksi terhadap perubahan, berbeda-beda
    • Karena itu pemahaman mengenai proses perubahan, hal-hal yang harus diperhatikan dalam suatu proses perubahan, rekasi terhadap perubahan, dan cara memanajemen reaksi tersebut secara efektif perlu dicermati, terutama oleh pimpinan puncak organisasi
Pendekatan melakukan perubahan :
  1. Pendekatan kekuasaan sepihak, dimana atasan melalui kekuasaan dan wewenang dapat menyarankan untuk melakukan perubahan yang dapat dilakukan dengan tiga cara :
    1. Dekrit
    2. Pergantian
    3. Struktur
  2. Pendekatan bersama :
Dilakukan dengan cara ;
a.       Keputusan kelompok
b.      Pemecahan dalam kelompok
  1. Pendekatan Delegasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ;
a.       Keputusan kelompok
b.      Kelompok latihan kepekaan
Desakan untuk melakukan peubahan atau sumber-sumber perubahan
Menurut Indriyo Gito Sudarmo, dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
  1. Dari dalam :
1.       
    • Perubahan nilai kerja
    • Produk Uang
    • Masalah proses organisasi
  1. Dari Luar
1.       
    • Persaingan
    • Perubahan permintaan konsumen
    • Ketersediaan sumber-sumber
    • Teknologi
    • Sosial Politik
Menurut Wilson, Desakan untuk melakukan perubahan / sumber-sumber perubahan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
  1. Dari dalam
1.       
    • Visi, Misi, dan Filosofi baru
    • Strategi baru
    • Redifinisi core business
    • Restrukturisasi dan re-engineering organisasi
    • Kondisi SDM
    • Perubahan budaya organisasi
  1. Dari Luar
1.       
    • Kondisi Ekonomi
    • Nilai-nilai politik
    • Perubahan kondisi pasar
    • Teknologi baru
    • Peraturan baru
    • Standar dan kualitas baru
Penolakan terhadap perubahan :
  1. Penolakan oleh individu, karena ;
1.       
    • Ketakutan akan kehilangan, kegagalan, sesuatu yang tidak diketahui
    • Ketidak mampuan beradaptasi
    • Ketidak percayaan terhadap manajemen
    • Ancaman terhadap keterampilan
  1. Penolakan organisasi, karena :
1.       
    • Ancaman terhadap struktur kekuasaan
    • Keengganan merubah struktur yang sudah stabil
    • Sub system atau system hubungan
    • Biaya besar
Mengatasi penolakan terhadap perubahan :
Metode yang digunakan dan dalam situasi yang dihadapi :
  1. Pendidikan dan komunikasi
Jelaskan hakekat perubahan, mengapa perubahan perlu dilakukan, jelaskan masalah yang berkaitan denganperubahan, berikan pemahaman yang logis dan rasional terhadap perubahan, dilakukan bila : terjadi adanya kekurangan informasi dan informasi yang akurat mengenai perubahan
  1. Keterlibatan dan Partisipasi
Libatkan bawahan dalam perubahan, dilakukan bila : pemilik gagasan tidak memiliki sebuah informasi yang diperlukan untuk mendesain perubahan
  1. Dukungan
Bangkitkan dukungan dari kekhawatiran pekerja
Agen-agen perubahan :
Agen perubahan merupakan orang-orang baik konsultan maupun manajer yang mempunyai perspektif baru (mampu menciptakan efisiensi, efektifitas dan kesehatan organisasi) di dalam perubahan atau pengembangan organisasi atawa orang-orang yang membawa gagasan baru dan pendapat atau solusi yang membantu anggota organisasi.
TUGAS PENGEMBANGAN ORGANISASI
“ANALISIS DAN UMPAN BALIK”
1.1 ANALISIS DAN INTEPRETASI DATA
Kegiatan Pengembangan Organisasional merupakan upaya mewujudkan perubahan berdasarkan data. Data yang dikumpulkan digunakan oleh mereka yang menyediakan data tersebut dan tidak jarang berakibat secara positif dalam arti menunjukkan cara-cara yang dapat ditempuh oleh para anggota organisasi yang biasanya bersama konsultan PO untuk meningkatkan efektivitas organisasinya.
Langkah-langkah pengumpulan Data
  1. Mendefinisikan sasaran yang ingin dicapai melalui program perubahan yang akan dilakukan
  2. Mengidentifikasikan variabel-variabel sentral yang terdapat dalam situasi yang dihadapi seeperti perpindahan pegawai, kinerja yang kurang memuaskan dan lain sebagainya.
  3. Memilih metode pengumpulan data apa yang akan digunakan
  4. Mnegkondisikan klien, jenis dan mutu informasi yang diperlukan, penggunaan inrormasi yang terkumpul, berbagai instrumen lain yang dapat digunakan
  5. Wawancara
  6. Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data
  7. Analisis Data
  8. Evaluasi Efektivitas Pengumpulan data
Proses pengumpulan data dapat dibagi menjadi :
  1. Observasi / Penelitian
  2. Interview / Wawancara
  3. Quisioner / Pertanyaan
  4. Dokumen Perusahaan
Pentingnya Pengumpulan Data bagi konsultan PO :
  1. pengumpulan data meletakkan dasar bagi organisasi untuk mulai meninjau proses yang berlaku dalam organisasi, dengan memfokuskan perhatian pada bagaimana caranya mereka berkarya dan apa dampak cara tersebut terhadap kinerja para anggota organisasi yang bersangkutan
  2. Pengumpulan data sering memulai terjadinya proses mawas diri atau penilaian oleh para anggota organisasi dan tim kerja dalam organisasi yang pada gilirannya mengarah pada peningkatan kemampuan untuk memecahkan masalah
1.2 UMPAN BALIK
Konsultan PO hendaknya mengerti akan arti pentingnya umpan balik, karena dengan umpan balik yang faktual, objektif dan tepat waktu PO dapat mengetahui :
  1. Secara pasti hasil dan dampak keterlibatan PO di sebuah perusahaan, dan dengan umpan balik maka PO dapat mengambil keputusan tentang tindakan apa yang dilakukannya, apakah melanjutkan keterlibatan dengan pola yang sudah ada, ataukan melanjutkan dengna pola baru atau malahan menghentikan keterlibatan PO di sebuah perusahaan.
  2. Dengan Umpan Balik Konsultan PO dapat menghasilkan identifikasi berbagai implikasi dari temuan-temuan kuisioner
Cara dalam melakukan perolehan umpan balik adalah dengan melakukan survei, survei di dalam umpan balik digunakan untuk mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan sikap para anggota organisasi, termasuk upaya menemukan kesenjangan atau perbedaan persepsi para anggota dan menyelesaikan permasalahan
Langkah-langkah Pelaksanaan Survei dalam perolehan umpan balik :
  1. Keterlibatan Manajemen puncak dalam perencanaan dari kuisioner yang akan digunakan dalam  survei dimana setiap orang dalam organisasi dapat berperan serta dalam survei yang diselenggarakan atau dapat pula terbatas hanya pada partisipasi para anggota suatu kelompok kerjea tertentu yang terdiri dari seorang manajer dan para karyawan yang menjadi bawahan langsung, biasanya dalam bentuk Kuisioner, dimana langkah-langkah kuisioner tersebut sbb ;
    1. Menggali pendapat dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang relevan mengenai perusahaan
    2. Mengisi kuisioner, menanyakan persepsi dan sikap karyawan
  2. Kuisioner sebagai instrumen survei disebarluaskan oleh konsultan PO kepada semua anggota organisasi, atau dengan kata lain konsultan PO dapat mengumpulkan data dari kuisioner yang ditabulasikan bersama data sejenis dalam bentuk unit tertentu, kemudian dengan data yang diperoleh dari semua responden dalam seluruh organisasi.
  3. Pengolahan data dari hasil kuisioner, dan hasilnya diumpan balikkan kepada tim atau satuan-satuan kerja dalam seluruh jajaran organisasi. Biasanya penyebarluasan hasil olahan tersebut dimulai kepada manajemen puncak dan berlanjut sampai semua dalam organisasi menerimanya. “Efek Air Terjun.”
  4. Setelah menerima umpan balik dalam bentuk data tersebut, kemudian setiap manajer mengadakan pertemuan dengan para bawahan langsungnya, untuk mendiskusikan substansi umpan balik tersebut
Dikutip dari: TEORI PENGEMBANGAN ORGANISASI: Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA
METODE PENGUMPULAN DATA
Konsultan P.O di dalam mencari metode pengumpulan informasi hendaknya memenuhi persyaratan sbb :
  1. Informasi haruslah Valid
  2. Informasi hendaknya harus relevan
  3. Informasi harus akurat / up to date
  4. Informasi hendaknya harus tepat waktu
Secara klasik pengumpulan data terbagi menjadi 4 buah :
  1. Daftar pertanyaan / Quisioner
  2. Wawancara / Interview
  3. Pengamatan langsung
  4. Dokumentasi Perusahaan (dokumentasi perusahaan ini hendaknya diteliti lebih cermat, karena dokumen yang di dapat belumnya menjadi data yang siap pakai).
Plus Minus / pro kontra daftar pertanyaan :
Positif :
1.       
    • Keanoniman mendorong kejujuran dan keterus terangan
    • Data mudah dihitung,
    • Memudahkan analisis secara statistik
    • Banyak menangani responden
    • Sedikit waktu diperlukan untuk administrasi, menyelesaikan dan menyusun hasil
Negatif :
1.       
    • Mungkin sulit untuk menentukan dengan cermat dan pendapat apa yang dikandung dan atau dimana dikandungnya / BIAS
    • Jawaban pilihan yang dilaksanakan yang mungkin tidak mengungkap perasaan dan pendapat sebenarnya / kebohongan dalam menjawab pertanyaan.
    • Sulit untuk mengikuti masalah secara mendalam
    • Kaku
Plus Minus / Pro Kontra Wawancara / Interview :
Positif :
1.       
    • Makin mendalam dan fleksibel
    • Interaksi dapat memudahkan pelaksanaan selanjutnya
    • Tidak kaku
    • Langsung kepada respondennya
Negatif :
1.       
    • Keanonimannya konfrontatif
    • Diperlukan kepercayaan tinggi untuk keterus terangan
    • Bertele – tele
NB : Sifat Persuasif merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mempengaruhi responden
Plus Minus Pengamatan Langsung / Observasi :
Positif :
1.       
    • Sifat – sifat positif
    • Pengukuran cermat dan perilaku kerja di tempat kerja
    • Kategori dapat menyoroti masalah perilaku
    • Tidak ada waktu yang hilang / oleh pekerja
Negatif ;
1.       
    • Sifat – sifat negatif sulit menentukan sikap dan perasaan orang dari pengamatan perilaku
    • Masalah perilaku mungkin tidak termasuk dalam kategori dan diabaikan
    • Pengamatan mungkin suatu proses yang panjang
Setelah data dikumpulkan dan menjadi informasi, maka seorang konsultan (konsultan yang ditunjuk suatu badan usaha), akan mengetahui fakta tentang organisasi lebih mendalam.

RPS MATA KULIAH MANAJEMEN RESIKO

    INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS (ITB) HAJI AGUS SALIM BUKITTINGGI PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN, S1 AKUNTANSI S1 DIGITAL BIS...