Sabtu, 30 Januari 2016
Sabtu, 23 Januari 2016
BAB I
PENTINGNYA SIKAP DAN PELAYANAN BANK
Etika dan sikap merupakan
tata cara berhubungan dengan manusia lainnya. Khusus untuk dunia perbankan
masalah etika sangat perlu untuk diketahui dan dijalankan. Nasabah yang datang
ke bank sekalipun tanpa diundang merupakan tamu penting, tamu kehormatan yang
harus diberikan pelayanan yang maksimal. Agar nasabah merasa dihargai,
dihormati dan diselesaikan masalahnya, setiap karyawan bank perlu memahami
etika perbankan. Tanpa etika perbankan yang benar maka kemungkinan bank akan
kehilangan nasabahnya.
Dalam praktiknya secara garis besar
dasar-dasar dalam etika perbankan yang harus dijalankan oleh setiap karyawan
adalah sebagai berikut:
Ø
Ingin
membantu setiap keinginan dan kebutuhan nasabah sampai tuntas
Ø
Selalu
memberi perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi nasabah
Ø
Sopan
dan ramah dalam melayani nasabah tanpa melakukan diskrimanasi dalam bentuk
apapun
Ø
Memiliki
rasa toleransi yang tinggi dalam menghadapi setiap tindak tanduk para nasabah
Ø
Menjaga
perasaan nasabah agar tetap merasa tenang, nyaman dan menimbulkan kepercayaan
Ø
Dapat
menahan emosi dari setiap kasus yang dihadapi terutama dalam melayani nasabah
yang berprilaku kurang baik
Ø
Menyenangkan
orang lain merupakan sikap yang harus selalu ditunjukkan oleh setiap karyawan
bank
Sikap dan perilaku
merupakan bagian penting dalam etika perbankan. Adapun sikap dan perilaku yang
harus dijalankan oleh setiap pegawai bank adalah jujur dalam bertindak dan
bersikap, rajin, tepat waktu dan tidak pemalas, selalu murah senyum, lemah
lembut dan ramah tamah, sopan santun tutur kata hormat, simpatik, bertanggung
jawab dan suka menolong nasabah.
Dari
kaca mata agama, sikap melayani merupakan sikap utama dari seorang pemasar
khususnya pegawai bank. Rasulullah SAW bersabda bahwa ”salah satu ciri orang
beriman adalah mudah bersahabat dengan orang lain, dan orang lain pun mudah
bersahabat dengannya”. Al-Quran memerintahkan dengan sangat ekspresif agar kaum
muslim bersifat lemah lembut dan sopan santun mana kala berbicara dan melayani
pelanggan atau nasabah. Allah berfirman:
Artinya:
Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa,
kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah
kata-kata yang baik kepada manusia, Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu,
dan kamu selalu berpaling. (QS. Al-Baqarah: 83)
Al-Quran juga
mengajarkan untuk senantiasa berwajah manis, berprilaku baik dan simpatik
kepada sesama. Al-Quran juga mengharuskan pemeluknya untuk berlaku sopan dalam
setiap hal; bahkan dalam melakukan transaksi bisnis dengan orang-orang yang
bodoh, tetap harus berbicara dengan ucapan dan ungkapan yang baik. Sebagai
karyawan bank maka sudah sepantasnya berlaku sopan dan baik kepada nasabah
supaya nasabah tersebut merasa senang dan akhirnya mempertahankan diri untuk
tetap menjadi nasabah bank tersebut dan menjadi nasabah yang loyal yang
akhirnya dapat memberikan keuntungan yang besar bagi bank tersebut.
Etika merupakan tata cara berhubungan dengan manusia lainnya. Khusus untuk dunia perbankan masalah etika sangat perlu untuk diketahui dan dijalankan. Nasabah yang datang ke bank sekalipun tanpa diundang merupakan tamu penting, tamu kehormatan yang harus diberikan pelayanan yang maksimal. Agar nasabah merasa dihargai, dihormati dan diselesaikan masalahnya, setiap karyawan bank perlu memahami etika perbankan. Tanpa etika perbankan yang benar maka kemungkinan bank akan kehilangan nasabahnya.
Etika merupakan tata cara berhubungan dengan manusia lainnya. Khusus untuk dunia perbankan masalah etika sangat perlu untuk diketahui dan dijalankan. Nasabah yang datang ke bank sekalipun tanpa diundang merupakan tamu penting, tamu kehormatan yang harus diberikan pelayanan yang maksimal. Agar nasabah merasa dihargai, dihormati dan diselesaikan masalahnya, setiap karyawan bank perlu memahami etika perbankan. Tanpa etika perbankan yang benar maka kemungkinan bank akan kehilangan nasabahnya.
Pelayanan
merupakan syarat utama bagi kelangsungan hidup suatu bank. Dengan pelayanan
yang baik serta kenyamanan yang diberikan kepada nasabah dapat menentukan laju
pertumbuhan suatu bank. Dalam dunia perbankan pelayanan dan profit
ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Pelayanan yang baik akan
berpenganruh terhadap profit dan berkorelasi dengan hasil yang akan
didapat sebuah bank. Artinya, pelayanan yang baik akan menciptakan suasana
kesinambungan (sustainable). Jika sebuah bank menginginkan profit
yang besar, maka bank harus mendapatkan nasabah yang prospeknya bagus. Nasabah
tersebut membutuhkan tingkat pelayanan yang lebih komplit dari pada nasabah
biasa. Nasabah yang prospeknya baik akan menanamkan / menyimpan dananya di
bank, meminjam atau menginvestasikan uangnya dalam jumlah yang besar dan
denganwaktu yang lama. Pelayanan adalah bagian dari marketing. Sebuah
bank dapat memasarkan produknya dengan memberikan pelayanan yang baik. Dengan
begitu, bank tidak perlu memasang iklan. Nasabah akan datang dengan
sendirinya karena mengetahui baiknya pelayaan suatu bank kepada nasabah.
Pemasaran yang begitu efektif adalah pemasaran dari mulut ke mulut. Jika persepsi
seorang nasabah terhadap suatu bank itu dapat dinyatakan baik atau puas, maka
nasabah tersebut akan memberitahuakan kerabat atau rekan, atau teman bisnis,
bahwa pelayanan Bank X sangat bagus. Dan dapat dipastikan jumlah nasabah akan
bertambah dikarenakan pengaruh dari kepuasan pelayanan yang didapati nasabah.
Manfaat lain bagi nasabah yang telah lama bergabung di bank tesebut menjadi
loyal dan merasa memiliki bank tersebut. Indikator kepuasan itu bermcam-macam
diantaranya proses pelayanan sikap, pelayanan pegawai, kecepatan pelayanan,
sosok pelayanan. Disamping itu, nasabah pun memilki pendapat berbeda-beda
mengenai dimensi terpenting dalam kepuasan. Dahulu orang mengatakan puas jika
gedungnya megah. Tapi belum tentu, karena tidak selalu menjadi faktor terpenting
bagi nasabah. Menurut kami dari kelompok 1 ini senyum hanyalah bagian terkecil
dalam aspek sebuah pelayanan. Tapi pelayanan menyangkut produk yang ditawarkan
suatu bank, sistem teknologi yang dimiliki bank. Keramahan dan empati petugas,
proses pelayana return atau bagi hasil, termasuk kategori umum
tercapainya kepuasan nasabah.
BAB II
STANDAR LAYANAN PERBANKAN
Standar layanan perbankan sangat
penting mengingat industri perbankan berkembang semakin pesat seiring dengan
kebutuhan nasabah yang juga meningkat dan kompleks serta membutuhkan standar
penampilan, layanan, pengetahuan dan keterampilan mengenal produk dan jasa yang
ditawarkan oleh bank. Secara umum, standar layanan perbankan yang harus
dipenuhi, meliputi:
- Standar penampilan petugas
perbankan
- Standar kebersihan dan
kerapihan ruang kerja
- Pengetahuan mengenai produk dan
jasa perbankan
- Standar berkomunikasi dengan
nasabah
- Standar penanganan keluhan
nasabah
Untuk dapat memahami seluruh standar
perbankan tersebut diatas, kami dari kelompok 1 (satu) akan membahasnya satu
persatu.
A.
PENAMPILAN DIRI
Standar penampilan dibutuhkan untuk
menumbuhkan kepercayaan nasabah kepada bank, sehingga nasabah dapat terlayani
dengan baik dan membuat nasabah puas dengan standar layanan. Standar penampilan
petugas perbankan meliputi standar dalam berpakaian dan penampilan fisik.
Dalam pelayanan prima (Service
Excellent) diperlukan suatu standar penampilan bagi petugas, maupun perusahaan.
Standar penampilan petugas diperlukan guna membangun keyakinan bagi nasabah dan
image positif bagi perusahaan, meningkatkan pelayanan dan menjaga kepuasan
pelanggan. Pelanggan merupakan asset yang sangat berharga dan harus tetap
dipertahankan/dijaga.
Standar dapat diartikan sebagai
suatu “ukuran” yang disepakati, sedangkan penampilan pribadi pertugas mempunyai
pengertian sebagai penampilan (performance) dan diri seseorang dan merupakan
cerminan organisasi atau perusahaan yang dapat dilihat dan dirasakan oleh pihak
lain. Jadi, standar penampilan pribadi merupakan penampilan diri seseorang,
organisasi, atau perusahaan yang sesuai dengan standar yang berlaku baik
dilingkungan pribadi (rumah tangga), lingkungan masyarakat, maupun di
lingkungan kerja (perusahaan).
Penampilan pribadi ini sangat
berkaitan dengan citra atau imej (image). Penampilan pribadi yang baik akan
memberikan imej yang positif bagi perusahaan atau organisasi. Hal ini juga akan
membangun atau meningkatkan kepercayaan pelanggan. Bahkan, penampilan pribadi
yang baik akan menumbuhkan rasa percaya diri bagi pelaksana organisasi maupun
karyawan suatu perusahaan. Sebaliknya, penampilan pribadi yang buruk sudah
barang tentu akan menurunkan citra dari perusahaan atau organisasi tersebut.
Dalam melaksanakan standar
penampilan pribadi ini berkaitan erat dengan faktor-faktor atau
kegiatan-kegiatan berikut
- Memelihara personal hygiene,
lingkungan dan perusahaan
- Memelihara presentasi atau
penampilan pribadi
- Mengidentifikasi sikap tubuh,
intonasi suara yang baik.
Bila faktor-faktor tersebut sudah
dilaksanakan dengan baik, dapat disimpulkan standar penampilan pribadi sudah
dijalankan dengan bik.
Dalam melayani nasabah, petugas bank
dituntut untuk berpenampilan menarik, karena penampilan adalah hal pertama yang
dilihat oleh nasabah. Secara umum, penampilan prima yang dapat ditampilkan oleh
pegawai bank antara lain:
- Wajar, yaitu: bersikap ramah,
bertindak wajar atau tidak dibuat-buat, disertai dengan intonasi suara
yang baik.
- Dalam hal berpakaian harus
selalu rapi, serasi dan bersih, dan tidak menggunakan aksesoris dan
make-up yang berlebihan.
- Selalu memberikan sambutan
berupa senyum dan mengucapkan salam ketika bertemu atau berpisah dengan
nasabah, termasuk ucapan terima kasih.
- Selalu bersikap optimis dan
tidak peseimis serta tidak ragu-ragu dalam bertindak, sehingga mampu
memberikan layanan yang optimal kepada nasabah.
- Bersikap dan berperilaku yang
baik, gesit, mudah bergaul, dan cepat tanggap namun tidak over acting
didepan nasabah atau tamu yang pada akhirnya dapat membuat nasabah jengkel
- Medengarkan nasabah dengan baik
dan sopan santun dalam melayani. Hal tersebut diharapkan dapat membuat
nasabah merasa dihargai/dihormati oleh karyawan bank.
- Memberikan perhatian dalam
menghadapi nasabah, sehingga nasabah merasa memperoleh perhatian serius.
- Selalu suka membantu nasabah
sejalan dengan ketentuan, hal tersebut akan menumbuhkan kenyamanan,
perolehan solusi bagi nasabah merasa ringan dalam proses penyelesaian
masalah yang dihadapi.
- Meningkatkan kedisiplinan
pegawai.
B.
KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN RUANG KERJA
Ruang kerja pada umumnya tempat berlangsungnya
proses pekerjaan. Standar kebersihan dan kerapihanruang kerja dapat mendukung
kenyamanan dalam memberikan layanan. Ruang kerja yang bersih, rapi dan nyaman
memberikan efek kepuasan dan kenyamanan bagi nasabah.
Upaya penataan ruang kerja perlu dilakukan
karena berkaitan dengan pihak internal dan eksternal sehingga dapat mencapai
kondisi yang memuaskan kedua belah pihak. Manfaat yang akan diperoleh antara
lain:
- Menciptakan lingkungan kerja
yang bersih, higienis, aman dan menyenangkan bagi semua orang.
- Meningkatkan semangat dan
moralitas karyawan bank.
- Meminimalisir pemborosan yaitu
dengan mengurangi kegiatan misalnya : mencari-cari peralatan kerja,
mempermudahgerak kerja, serta mengurangi kelelahan karena harus mencarii
berkas atau dokumen.
- Membantu karyawan dalam
menegakan disiplin pribadi. Karyawan yang memiliki disiplin pribadi selalu
melaksanakan tugas dengan cepat, tepat dan akurat.
- Meminimalisir gerak kerja yang
tidak bernilai tambah, berjalan jauh atau gerak kerja dengan ketegangan
yang menimbulkan kelelahan.
C.
PENGETAHUAN MENGENAI PRODUK DAN JASA PERBANKAN
Pengetahuan atas produk dan jasa
perbankan yang dilayani dimana pegawai bank bekerja, harus dikuasai secara
penuh, minimal sesuai dengan job desk dan fungsi jabatan yang diemban sebagai
pelayan nasabah perbankan. Sebagai contoh, seorang Customer Service setidaknya
menguasai pengetahuan perihal produk funding seperti tabungan, giro, pinjaman,
e-banking dsbnya, dan seorang Teller setidaknya menguasai perihal transaksi
setoran tunai, penarikan tunai dan pemindahbukuan.
D.
STANDAR LAYANAN PERBANKAN DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN NASABAH
Komunikasi yang baik kepada nasabah
dapat membangun kesan positif dari nasabah terhadap bank. Hal tersebut mampu
menciptakan keuntungan bagi kelangsungan usaha bank tersebut.
Salah satu aspek yang harus
dikomunikasikan dengan baik kepada nasabah adalah terkait dengan aspek
perlindungan kepada nasabah terkait dengan transparansi informasi produk bank.
Kondisi tersebut harus didukung dengan terbitnya, Peraturan Bank Indonesia
(PBI) tentang Transparansi InformasiProduk Bank dan Penggunaan Data Nasabah
dimana salah satu dasar aturan ini adlaah dalam rangka menghindarkan bank dari
risiko reputasi.
Ada beberapa
poin mengenai pelayanan yang “ideal” kepada nasabah, yaitu:
1.
Untuk
memberikan service plus kepada para nasabah, dapat dimulai dari dari
kondisi bangunan. Akses ke kantor bank yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
Akses kekantor bank yang mudah dijangkau oleh masyarakat, kenyamanan dan
keamanan tempat parkir kendaraan yang disediakan. Penataan letak (Lay Out)
yang diatur secara rapi sehingga memiliki fungsi yang teratur antara bangunan
kantor, lapangan parkir, pelatakan mesin ATM, Musholla, keadaan toilet yang
bersih, dan lain-lain. Di dalam ruangan terdapat mesin antrian nasabah,
peletakan brosur, slip setoran dan penarikan yang tertata baik dan kenyamanan
banku untuk menunggu antrian nasabah, ruang yang dilengkapi dengan pendingin
ruangan yang membuat nasabah nyaman berada di bank.
2.
Produk
yang ditawarkan kepada nasabah merupakan pengembangan dari produk –produk yang
diinginkan nasabah pada saat ini. Biasanya kebutuhan nasabah terhadap
produk-preoduk bank, yaitu nasabah menginginkan suatu produk baik tabungan,
deposito, dan produk lainnya yang memiliki tingkat bagi hasil yang tinggi atau
kompetitif dengan produk-produk perbankan yang lainnya. Teknologi yang
mendukung dari produk itu seperti tabungan yang dilengkapi fasilitas ATM
yangdapat ditarik diseluruh ATM yang on-line diseluruh Indonesia atau
dan ketika nasabah di luar negeri dapat menarik uang di ATM. Melalui ATM bank
nasabah dapat melakukan pembayaran berbagai macam tagihan sehingga memberika
kemudahan kepda nasabah. Teknologi yang saat ini dikembangkan sebuah bank pada
saat in yaitu nasabah tidak perlu lagi ke ATM untuk mentransfer uang dan
membayar berbagai macam tagihan, hingga dapat mengisi pulsa dengan menggunakan Handphone
dan fasilitas lain dari sebuah kartu selular. Produk tesebut merupakan bentuk
kerjasama dari sebuah bank dengan suatu Operator selular, penggunaan fasilitas
ini memberikan kemudahan kepada nasabah. Pengembangan produk ini memberikan
nilai tambah bagi sebuah bank. Bank dapat berinovasi dengan produk-produk yang
baru yang berbeda dengan produk-produk perbankan yang ada bahkan lebih baik.
Dan dengan tidak mengurangi rasa aman dan manfaat yang lebih kepada nasabah
yang menyimpan dananya di bank. Pemberian hadiah dapat dilakukan kepada nasabah
yang mau membuka rekening tabungan, deposito maupun giro, serta bagi nasabah
lama pun dapat diberikan hadiah yang menarik dengan tidak terlalu membebani
biaya oprasional bank dan nilai –nilai syariah.
3.
Dari
pelayanan front liner
Dari
pintu masuk, sikap satpam yang membuka pintu menyapa dan memberikan senyuman kepaa
nasabah yang masuk maupun nasabah yang akan keluar dari bank. Costumer
service, yang memiliki pemahaman produk (Produck Knowledge) yang
akan dijual kepada nasabah sehingga ketika nasabah bertanya mengenai produk
bank tersebut, maka customer service dapat memaparkan produk dengan
jelas dan komplit baik itu kemudahan, keunggulan serta tingkat keutungan atau
bagi hasil yang didapat. Dengan pemahaman produk yang baik Customer Service
juga dapat melakukan Cross Selling terhadap produk lainnya yang dimiliki
bank. Kemampuan lain yang dimilki Customer service yaitu, mampu menerima
complain dari nasabah dan cara menyelesaikannya, kemampuan berkomunikasi
baik dalam telepon maupun bertemu langsung dengan nasabah serta keahlian
lainnya.
Teller, sikap seorang teller ketika
melayani nasabah yaitu dengan cepat, akurat tanpa ada kesalahan dalam meng-entry
data transaksi nasabah ke komputer dan tanpa ada kesalahan lain, tanpa
mengurangi rasa keramahan teller kepada nasabah.
Poin-poin diatas merupakan poin yang
terpenting karena dalam kegiatan oprasional bank. Bagian yang terpenting adalah
bagian frontline, karena pada bagian ini karyawan berhadapan
langsung dengan nasabah. Bagian ini merupakan ujung tombak suatu pelayanan
nasabah bank. Ketika teller memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah maka
kesan baik tesebut kan terasa hingga ke manajemen bank hinggga pemilik saham.
Namun sebaliknya, jika pelayanan frontliner kurang baik maka kesan buruk
yang didapat bukan hanya pada manajemen bank dan dapat sampai pada masyarakat
luas. Agar tetap menjaga kualitas pelayanan bank dapat membuat divisi khusus
yang bertugas mengembangkan SDM. Setiap frontliner diberikan berbagai
macam training yang dapat membuat karyawan memilki Inner Voice atau
talenta dalam melayani nasabah. Pelatihan yang dapat diberikan seperti Training
Sevice Exelence. Adapun pelatihan ini dapat meningkatkan pelayanan kepada
nasabah. Bisa juga bank membuat suatu buku yang membuat standar pelayanan
kepada nasabah, sehingga menjadi standar pelayanan baik di kantor pusat maupun
dikantor-kantor cabang. Buku tersebut dapat menjelaskan bagaimana berbusana
muslim kantor yang baik (office look) dan bagaimana sikap karyawan
kepada nasabah, serta standar pelayanan lainnya. Dan untuk pengawasan mengenai
pelayanan dapat dilakukan Service Quality Control oleh divisi yang
ditunjuk sehingga service quality terjaga. Sitem pengontrolan dapat
dievaluasi setiap triwulan sekali atau persemster. Bagi karyawan yang
memberikan pelayanan yang baik atau memuaskan nasabah mendapatkan reward
dari manajemen bank. Melaui penilaian indeks pelayanan karyawan dengan berbagai
poin-poin penilain seperti kecepatan, keramahan, dan poin lainya yang berkenaan
dengan penilaian pelayanan. Bank juga dapat menerima keluhan nasabah mengenai
pelayanan bank, dengan membuka kotak kritik dan saran yang diletakan di tempat
strategis di ruangan bank dan juga bisa melalui telepon atau bisa melalui sms.
Setiap complain nasabah mengenai pelayanan-pelayanan bank dapat dibahas
melalui morning breefing atau sharing moment oleh manajemen bank
dan dapat memberikan solusi kedepannya agar kinerja pelayanan bank kepada
nasabah dapat terjaga. Agar bank syariah menjadi bank yang terkemuka dan
menjadi mitra yang aman bagi nasabah, dapat mengembangkan berbagai produk
sesuai kebutuhan nasabah, baik aspek manajemen bank, mutu pelayanan,
serta teknologi yang mendukung oprasional maupun produk bank.bank dapat
berinovasi dan meng-update semua aspek disetiap tahunnya, sehingga
masyarakat menjadikan bank syariah sebagai bank pilihan utama bagi setiap
masayarakat.
E.
STANDAR PENANGANAN KELUHAN NASABAH
Pengaduan nasabah adalah ungkapan
ketidakpuasan nasabah yang disebabkan oleh adanya potensi kerugian finansial
pada nasabah yang diduga karena kesalahan atau kelalaiam Bank. Oleh karena itu,
mengatasi keluhan nasabah harus dengan cara-cara yang positif. Ketika terjadi
keluhan maka kemungkinan yang dirasakan oleh penyampai keluhan yang tidak
memuaskan nasabah bisa mendorong terjadinya situasi atau kondisi yang semakin
mengecewakan.
Penanganan keluhan harus serius,
cepat dan tuntas. Terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam
mengatasi keluhan, yaitu:
- Empati kepada penyampai keluhan
(emphaty). Empati merupakan hal yang sangat penting dalam penanganan
keluhan. Dengan sikap ini, kita dapat memperolehsikap yang sama dari si
pemberi keluhan dengan menyediakan lebih banyak waktu untuk mendengarkan
keluhannya.
- Kecepatan Meberikan tanggapan
(Quick Response). Kecepatan dan ketepatan merupakan hal yang penting dalam
menangani keluhan, hal tersebut dapat meredam / menghilangkan informasi
negatif dari penyampai keluhan. Bila terdapat masyarakat mengajukan
keluhan dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat, hal tersebut akan
memicu ketidakpuasan nasabah dan akan menimbulkkan kesulitan untuk merubah
kondisi hati penyampai keluhan agar menjadi puas terhadap sikap dan bentuk
pelayanan yang kita berikan.
- Permintaan maaf (Apology).
Secara umum pengeluh mengharapkan permintaan maaf, dan hal ini seharusnya
selalu dilakukan apabila mesyarakat/pelaku lainnya menyampaikan keluhan
atas dasar ketidak puasan terhadap apa yang pengeluh harapkan. Mengapa
demikian, sebab permintaan maaf merupakan kompensasi psikologis terhadap
pengeluh. Secara prinsip permintaan maaf merupakan kompensasi psikologis
terhadap pengeluh. Secara prinsip permintaan maaf bukanlah suatu ungkapan
bahwa kita sebagai pemberi layanan telah bersalah, melainkan lebih kepada
sebuah indikasi bahwa kita sebagai pemberi layanan memperhatikan keluhan
tersebut secara serius dan berniat untuk menangani keluhan tersebut
sebaik-baiknya. Jika terkait kepada buruknya pelayanan kita yang
dikeluhkan, tidak ada salahnya kita menerima kekurangan kita dalam
meberikan pelayanan terhadap pengeluh, mengapa demikian, karena
ketidakpuasan didorong oleh sesuatu yang bersifat psikologis sebagaimana
ketidakpuasan juga dapat disebabkan oleh sesuatu yang bersifat fisik.
Dengan demikian pengeluh bisa merasa menderita atau rugi karena sebab yang
bersifat psikologis, seperti halnya kerugian yang sifatnya keuangan/finansial,
dengan arti bahwa kerugian psikologis akan lebih terekan secara penuh
dalam ingatan si pengeluh daripada kerugian finansial, oleh sebab itu
permintaan maaf akan merupakan hal yang penting untuk dilakukan.
- Kredibilitas (Credibility).
Kredibilitas merujuk kepada keinginan kita sebagai pelaku/pemberi layanan
untuk menyikapi bahwa pengeluh telah mendapat masalah serta upaya apa yang
akan dilakukan kita untuk mencegah agar kejadian yang sama tidak terjadi
dimasa yang akan datang. Kredibilitas mempunyai dampak positif terhadap
kepuasan pada penanganan keluhan karena dapat menurunkan aktivitas obrolan
dari mulut ke mulut secara negatif (word of mouth)
- Perhatian (Attentiveness).
Perhatian merujuk pada interaksi antara kita dengan penyampai keluhan. Perhatian
merupakan sebuah dimensi yang komplek karena tergantung pada kepercayaan
pada orang, bukan kepercayaan pada prosedur. Komunikasi antara
pengeluh dengan pemberi layanan merupakan sebauh kontruksi kunci pada
kebanyakan situasi pengelolaan keluhan. Dan interaksi antara kita sebagai
organisasi /pemberi layanan dengan penyampai keluhan dapat memiliki efek
positif terhadap kepuasan penanganan keluhan.
Sebagaimana ketentuan yang diatur
dalam Peraturan Bank, bank berkewajiban melakukan penanganan atas pengaduan
nasabah, termasuk penyelesaian dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Standarisasi penyelesaian pengaduan nasabah ini merupakan salah satu bentuk
peningkatan perlindungan konsumen dalam rangka menjamin hak-hak konsumen dalam
berhubungan dengan bank. Untuk menyelesaikan Pengaduan, Bank wajib menetapkan
kebijakan dan memiliki prosedur tertulis meliputi, berbagai hal, sebagai
berikut:
- Penerimaan Pengaduan
- Penanganan dan penyelesaian
Pengaduan
- Pemantauan penanganan dan
penyelesaian pengaduan
BAB III
KESIMPULAN
Sebuah bank sudah seharusnya
memberikan kepuasan yang lebih kepada nasabah. Hal itu harus dilakukan bukan
sekadar untuk menunjukkan rasa terima kasih karena telah menggunakan jasa bank
tersebut tetapi sekaligus untuk membantu meningkatkan kepercayaan nasabah.
Penerapan strategi service
excellence yang tepat pada sebuah bank tentunya akan memberikan efek positif
kepada bank itu sendiri, selain semakin bertambahnya jumlah nasabah yang
menggunakan produknya, citra bank di mata masyarakat juga akan semakin baik.
Seperti yang terjadi pada perusahaan
lain, masyarakat yang merupakan nasabah dari bank juga ingin mendapatkan apa
yang diinginkan dari bank yang mereka gunakan. Pelayanan prima yang diberikan
oleh bank kepada nasabah merup[akan satu bentuk service excellence yang sangat
jitu.
Dengan pelayanan yang baik, maka
nasabah akan merasa nyaman dan setia untuk menggunakan layanan serta produk
bank tersebut tanpa adanya rasa khawatir. Di samping itu, penerapan service
excellence yang baik juga akan menjamin keamanan nasabah serta bank itu
sendiri.
Dengan meningkatkan service
excellence, bahkan sebuah bank tidak harus berjuang untuk mendapatkan nasabah
karena masyarakat akan datang dengan sendirinya kepada bank tersebut.
Untuk mencapai hal tersebut, SDM di
dalam bank tersebut harus ditingkatkan. Mereka harus menguasai bidang mereka
masing-masing. Jadi dengan kata lain, service excellence akan sangat menentukan
bagaimana kondisi bank tersebut.
Thank you J
Jumat, 22 Januari 2016
SILABUS MATA KULIAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA 2015-2016
Kelompok Mata Kuliah :
Mata Kuliah Keahlian Bekarya
Nama / Kode Mata Kuliah :
Bank dan Lembaga Keuangan Lain/Wajib
Bobot Mata Kuliah :
3 SKS
Jurusan/Program Studi :
Manajemen S-1 dan Akuntansi D-3/S-1
Semester/ T.A :
III/ 2015/2016
Dosen :
Sabri, SE, MM., CRBD
NIDN :
1017088105
Jabatan Akademik :
Asisten Ahli
A.
Deskripsi
Mata Kuliah
Mata
kuliah ini membahas dan menganalisis
pengetahuan dasar, arti dan fungsi
Bank Sentral, Bank Umum dan lembaga
keuangan bukan bank lainnya, teori dan kebijakan
keuangan dan pengaruh kebijakan keuangan
dan perbankan internasional
terhadap perekonomian Indonesia
- Matakuliah Prasyarat
Pengantar
Manajemen
C.
Standar
Kompetensi
Mahasiswa
mampu memahami berbagai konsep dasar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang
berpengaruh terhadap perekonomian nasional
D.
Indikator
Setelah
mengikuti perkuliahan ini, diharapkan agar Mahasiswa/wi dapat memahami:
1.
Prinsip dan konsep dasar
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank di Indonesia
2.
Manajemen Bank meliputi manajemen dana, manajemen kredit
3.
Sistem/prosedur, mekanisme dan sejarah lembaga keuangan
bank dan bukan bank
4.
Pengelolaan Sitem Manajemen Sumberdaya Manusia Perbankan
5.
Kebijakan Moneter dan Perbankan di Indonesia
6.
Pengetahuan tentang Undang-Undang yang mengatur Perbankan
di Indonesia
E.
Pendahuluan
Perkembangan
dunia Perbankan sejak dilanda krisi tahun 1997 sampai saat ini masih belum
menggembirakan, Ambruknya bisnis perbankan akibat kesalahan kebijakan
pemerintah maupun kesalahan manajemen
perbankan itu sendiri tidak hanya merugikan dunia perbankan semata.
Dampak yang lebih besar adalah mandeknya kehidupan disektor riil akibat
kekurangan suplai dana dari dunia perbankan. Oleh Karena itu, untuk mencegah
atau paling tidak memberikan nafas kehidupan kepada sektor riil sambil menunggu
pulihnya dunia perbankan maka perlu
dicarkan alternatif pembiayaan lainnya.
Alternatif
pembiayan dapat dilakukan melalui lembaga keuangan lainnya atau sering disebut
dengan lembaga pembiayaan. Saat ini terdapat berbagai jenis lembaga pembiayaan
yang ada di Indonesai, mulai dari kelas tradisional sampai kelas moderen pun
tersedia. Bahkan sampai saat sekarang ini lembaga pembiayaan pun sangat menggembirakan sebagai pengganti
sebagian dari kegiatan perbankan yang tidak terlayani selama ini. Pada akhirnya
masyarakat punya banyak pilihan dalam rangka memenuhi kebutuhan akan dana dalam
rangka membiayai kegiatan usahanya.
Dengan
adanya matakuliah yang mengajarkan tentang Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
diharapkan dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa dan mahasiswi tentang
kondisi perbankan secara umum dan dampaknya terhadap perekonomian secara rill.
Selain itu, mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya ditujukan agar
mahasiswa dan mahasiswi pada khusunya dan masayarakat luas pada umumnya dapat
memahami konsep-konsep teori serta teknik-teknik yang dibutuhkan dalam praktik
perbankan.
Pada
kesempatan ini saya sebagai dosen yang dipercaya untuk mengampu Matakuliah Bank
dan Lembaga Keuangan Lainnya berusaha mendesain silabus sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan dunia perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Materi yang
disajikan dan akan dibahas bersumber dari berbagai literatur-literatur yang ada
serta kondisi perbankan saat ini. Selain itu dalam pembahasan materi setiap
kali pertemuan akan disajikan contoh-contoh yang kongkrit yang pernah penulis
alami didunia perbankan.
Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan silabus ini. Mudah-mudahan Mahasiswa dan Mahasiswi dapat lebih mudah
menangkap substansi dari materi-materi
yang akan disajikan dan dipelajari. Oleh karena uraian tentang materi Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya yang mempunyai implikasi yang sangat luas, tentu saja
waktu dalam tatap muka di kelas tidaklah mencukupi dan menjangkau semua aspeknya,
mungkin masih terdapat-aspek-aspek yang penting yang belum dibahas secara
mendalam, maka diharapkan kepada seluruh Mahasiswa dan Mahasiswi dapat
mempelajarinya sendiri maupu berkelompok dimanapun ada kesempatan. Demi
kesempurnaan proses pembelajaran, untuk itu
pada kesempatan ini saya membuka diri atas segala kritik, saran serta
usulan perbaikan materi Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya dengan senang hati.
- Materi Perkuliahan dan Jadwal Mingguan
Minggu
|
Pokok
Bahasan
|
Sub.
Pokok Bahasan
|
1
|
Orientasi Perkuliahan
|
1.
Perkenalan
2.
Penjelasan Silabus
3.
Penjelasan Tugas
4.
Lain-Lain
|
1
|
Pendahuluan
|
1.
Pengertian Bank dan Pentingnya Bank
2.
Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan Indonesia
3.
Jenis-Jenis Bank
4.
Kegiatan-Kegiatan/ Usaha Pokok Bank
|
2
|
Penggolongan Bank
|
1.
Bank Sentral/ Bank Indonesia
2.
Bank Umum
3.
Bank Perkreditan Rakyat
4.
Bank Berdasarkan Prinsip Syariah
|
3
|
Uang
|
1.
Konsep dan Pengertian
2.
Perkembangan Bentuk Uang
3.
Syarat-Syarat Uang
4.
Fungsi Uang
|
4
|
Manajemen Dana Bank
|
1.
Pengertian Dana Bank
2.
Perencanaan Jumlah Dana Bank
3.
Sumber-Sumber Dana Bank
4.
Kebijakan Penarikan dan Pengumpulan Dana Bank
|
5
|
Manajemen Perkreditan Bank
|
1.
Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Jenis-Jenis Kredit
2.
Penyaluran Kredit
3.
Kebijakan Perkreditan Bank
4.
Pengendalian Kredit Bank
|
6
|
Sikap Bank dan Nasabahnya
|
1.
Sikap Berhati-hati dengan Nasabahnya
2.
Sikap Umum Nasabahnya
3.
Pelaksanaan Tugas Bank Dilapangan
4.
Orientasi Pelayanan Jasa Keuangan
|
7
|
Lembaga
keuangan internasional
|
1.
Bank
Dunia (Work Bank)
2.
Internasional Monetary Bank
(IMF)
3.
Bank
Pembangunan Asia (The Asian Developmen Bank)
4.
Bank Pembangunan Islam
5.
Euro Bank
|
8
|
UTS
|
|
Minggu
|
Pokok
Bahasan
|
Sub.
Pokok Bahasan
|
9
|
Manajemen Perbankan dan Manajemen Sumberdaya Manusia
Perbankan
|
1.
Perencanaan dan Pengembangan Organisasi
2.
Staffing dan Manajemen Skill
3.
Pengawasan Internal
4.
Sistem Manajemen Bank
5.
Pengertian SDM Perbankan
6.
Job Analisis
7.
Perencanaan Tenaga Kerja
8.
Integritas dan Pemeliharaan
9.
Pemutusan Hubungan Kerja
|
10
|
Lembaga Keuangan Bukan Bank I
|
1.
Konsep dan Pengertian
2.
Prinsip Dasar Operasional Lembaga Pembiayaan
3.
Sewa Guna Usaha (Leasing)
4.
Modal Ventura
5.
Anjak Piutang
6.
Kartu Plastik
|
11
|
Lembaga Keuangan Bukan Bank II
|
1.
Pegadaian
2.
Koperasi
3.
Asuransi
4.
Dana Pensiun
|
12
|
Kebijakan Moneter dan Perbankan Indonesia
|
1.
Kebijakan Moneter Perbankan
2.
Pengaturan Bank dengan Prinsip Kehati-Hatian (Prudent Banking)
3.
Perbankan Era Krisis Moneter
4.
Kebijakan Pemulihan Perbankan
|
13
|
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
|
1.
Undang-Undang yang Mengatur OJK
2.
Tugas, Peran dan
Fungsi
3.
Tindak Lanjut Pelaksanaan
4.
Hubungan OJK dengan Bank Indonesia
|
14
|
UAS
|
G.
Metode Pengajaran :
Metode pengajaran
dilakukan dalam beberapa cara sebagai berikut :
Deskripsi
|
Ya
atau Tidak
|
|
1
|
Diskusi
Kelas
|
Ya
|
2
|
Guided
Teaching
|
Ya
|
3
|
Kuliah
Mimbar
|
Ya
|
4
|
Pembahasan
Kasus/Studi Kasus
|
Ya
|
5
|
Pembelajaran
Kerjasama
|
Ya
|
6
|
Problem-Based
Learning
|
Ya
|
7
|
Proyek
Kelompok
|
Ya
|
8
|
Proyek
Penelitian Mandiri
|
Ya
|
H.
Evaluasi dan Penilaian :
Penilaian dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut :
1
|
90
|
S/D
|
100
|
A
|
2
|
85
|
S/D
|
89
|
A -
|
3
|
80
|
S/D
|
84
|
B +
|
4
|
75
|
S/D
|
79
|
B
|
5
|
70
|
S/D
|
74
|
B-
|
6
|
65
|
S/D
|
69
|
C+
|
7
|
60
|
S/D
|
64
|
C
|
8
|
55
|
S/D
|
59
|
C -
|
9
|
50
|
S/D
|
54
|
D+
|
10
|
45
|
S/D
|
49
|
D
|
11
|
25
|
S/D
|
44
|
D -
|
12
|
0
|
S/D
|
24
|
E
|
Dalam menentukan nilai akhir akan digunakan
pembobotan sebagai berikut :
a.
Kehadiran : 20 % (Mahasiswa wajib
hadir minimal 80 % tatap muka)
b. Tugas : 10 %
(pribadi 5 %) dan (kelompok 5 %)
c.
Keaktifan dalam perkuliahan : 5 %
d.
Keaktifan dalam diskusi :
10
e.
UTS : 25 %
f.
UAS : 30 %
I.
Presensi/Kehadiran Kuliah :
1. Minimum 80 % dari jumlah perkuliahan riil atau
perkuliahan yang terselenggara.
2. Mahasiswa tidak di-ijinkan mengikuti perkuliahan
jika terlambat 15 menit memasuki ruang kuliah.
J.
Referensi
1.
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Pengarang Kasmir 2001
2.
Manajemen Perkreditan Bank Umum Pengarang Rahmad Firdaus
dan Maya Arianti Tahun 2003
3.
Dasar-Dasar Perbankan Pengarang Malayu Sp Hasibuan Tahun
2004
4.
Bank Dan kehidupan Peibadi Nasabahnya Pengarang Gunarto
Suhardi Tahun 2004
5.
Uang Perbankan dan Ekonomi Moneter Pengarang Mandala
Manurung Tahun 2004
6.
Manjemen Perbankan,
Pengarang Herman Darmawi Tahun 2011
7.
Manajemen Perbankan Edisis Revisis, Pengarang Kasmir 2012
8.
Bank dan Lembaga Keuangan, pengarang Thamrin Abdullah dan
Francis Tantri 2012
9.
Mudah Membaca Laporan Keuangan Bank, pengarang Bambang
Wahyudiono 2013
Langganan:
Komentar (Atom)
RPS MATA KULIAH MANAJEMEN RESIKO
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS (ITB) HAJI AGUS SALIM BUKITTINGGI PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN, S1 AKUNTANSI S1 DIGITAL BIS...
-
SIKAP DAN ETIKA DALAM MELAYANI NASABAH A. Sikap dan etika dalam melayani nasabah Etika dan sikap merupakan tata cara berhubungan d...
-
PENGEMBANGAN ORGANISASI Ada beberapa pengertian mengenai Pengambangan Organisasi, yaitu ; PO merupakan suatu proses yang meliputi s...
-
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS (ITB) HAJI AGUS SALIM BUKITTINGGI PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN, S1 AKUNTANSI S1 DIGITAL BIS...